Kurang Piknik : Jalan Jalan Ke Candi Gedong Songo
Bicara soal membuat rencana saya dan teman-temanlah jagonya. Seringnya sih jadi wacana. Awalnya sih ngobrol biasa, tapi ujung-ujungnya pasti ada rencana. Masalahnya, untuk mewujudkan rencana itu kadang butuh waktu. Tadinya mau kulineran ke Solo bolak-balik dalam sehari. Tapi karena ada force major yang nggak bisa disalahkan akhirnya kami memutuskan untuk piknik ke tempat yang dekat-dekat saja.
Dan berangkatlah 2 mobil rombongan Tadika Mesra ini ke candi Gedong Songo yang ada di sekitar Bandungan. Pagi-pagi jam 8 udah ngumpul di Studio. Ada juga yang kebetulan rumahnya melewati rute berangkat jadi menunggu di titik penjemputan.
Perjalanan ke Gedong Songo relatif lancar dan hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Semarang. Kalau dari jalur utama, Gedong Songo bisa dicapai dengan masuk melalui gerbang utama Bandungan. Ikuti arah sampai ke pasar Bandungan, dan lanjut perjalan hingga ketemu sebuah papan penunjuk arah yang bertuliskan "KE CANDI GEDONG SONGO - 3km"
Dasar saya memang orangnya kurang piknik, tinggal 12 tahun di Semarang pun baru kali ini jalan-jalan ke Candi Gedong Songo. Maapkeun ya?
Tidak bertanya berapa ketinggian area ini, tapi yang pasti begitu saya menjejakkan kaki di area depan tempat wisata ini, saya merasakan udara yang cukup dingin. Paru-paru saya yang sudah uzur ini harus menyesuaikan dengan kondisi sekitar. Tapi udara pagi itu rasanya enak bangeeett...
Sebelum masuk ke area Candi, kita diwajibkan untuk membayar retribusi sebesar 7500 per orang dewasa. Untuk turis mancanegara dikenakan tiket masuk 50 ribu rupiah. Jauh bedanya ya? Tapi dimana-mana tempat turis asing memang dikenai tiket lebih mahal kok.
Begitu masuk kita akan bertemu dengan area luas yang adem. Sementara candi-candi yang konon kabarnya ada 9 buah dan tersebar di berbagai titik itu, kami pun membagi rombongan menjadi 2. Ibu-ibu yang di dalam foto terlihat membawa anak-anak, memilih untuk tinggal di bawah sambil menggelar tikar yang disewa dari seorang ibu. Oh ya, kalau mau piknik bisa juga lho menyewa tikar dari mereka dengan harga sewa yang cukup murah yaitu 10 ribu per sewa, mau berapa lama pun duduknya.
Sementara itu, para pria (yang kebanyakan jomblo) dan 2 wanita (1 jomblo 1 pelaku LDR) melanjutkan perjalanan menyusuri jalur menanjak, ke arah candi-candi yang dimaksud. Namanya Candi Gedong Songo, tapi area yang dibuka untuk pendakian hanya sampai ke Candi nomer 5. Nggak tahu kenapa nomer 6,7,8, dan 9 tidak dibuka. Tak ada guide yang bisa ditanya-tanya juga sih.
Oh iya, kalau males jalan, bisa menyewa jasa kuda juga dengan biaya yang bervariasi tergantung dari rencana jalan Anda.
Itu...yang soal berat badan...nyakitin hati banget *sebel*
Kalau jalur pendakiannya sih sebenarnya sudah oke dan tidak seperti yang dibayangkan. Sudah dibuat sedemikian rupa untuk kenyamanan.
Ya kurang lebih seperti ini sih...
Kita akan menyusuri jalur menuju ke Candi 1 sampai dengan 5...Candinya sih nggak besar-besar banget kok...hanya macam gini...
Pas kesana, cuaca cerah,...langitnya indah banget lho?
Anda bisa bertanya ke pusat informasi mengenai sejarah candi-candi ini. Mulai dari asal-usul nama, dan bagaimana sejarah penemuannya. Karena saya cuma blogger abal-abal yang cuma niat jalan-jalan, jadi agak malas menanyakannya. Maaf ya? hehehehe
Oh ya, di salah satu bagian yang kalau tidak salah terletak di antara area candi 3 dan 4, terdapat sumber mata air panas yang mengeluarkan belerang. Seperti ini bentuknya
Di sekitar area ini juga terdapat kolam rendam air hangat. Kita bisa menikmatinya hanya dengan 5 ribu rupiah. Hanya sayang, pas saya lihat, kok nggak ada yang jaga tiketnya...Nggak niat berendam juga sih, cuma kok ya nggak ada penjagaan?
Selama perjalanan dari satu candi ke candi yang lain, saya menemukan bahwa tubuh saya sama sekali tidak fit. nafas ngos-ngosan karena kegemukan. Kaki pegal-pegal, ditambah cuaca panas siang itu membuat Pocari Sweat yang biasanya rasanya biasa saja pun jadi enak banget! Saya berjanji mau rajin olah raga....naik ke Gedong Songo rasanya bikin sekarat!
Dan setelah sampai ke Candi yang ke 5 kami pun turun. Melewati jalur melingkar yang sebaliknya, berlawanan dari arah datang tadi. Dan kami pun berkumpul di tempat piknik para ibu-ibu, bermain bersama ponakan-ponakan kecil sampai siang, dan kemudian pulang.
Nggak lengkap rasanya kalau ke Bandungan dan nggak mampir ke Pasar Bandungan. Pasar ini tidak terlalu besar, tapi cukup lengkap untuk Anda yang suka sayur mayur dan buah. Yang paling penting adalah harganya yang murah. Anda bisa belanja Alpukat Super seharga 25ribu per 2 kilo, atau tomat sebakul kecil yang hanya 3 ribu. Boleh pilih juga 10 macam sayuran hanya dengan 10 ribu rupiah. Pokoknya lengkap!
Kalau mau makan di area sekitar situ juga banyak yang menyediakan sate kelinci, salah satu sajian yang terkenal di Bandungan.
Puas belanja-belanja, rombongan pun pulang setelah mampir dulu untuk makan siang di Pemancingan Joko Tarub.
Jalan-jalan singkat yang menyenangkan.
Tidak perlu dandan heboh, nggak perlu bawa duit banyak, yang penting bisa ngumpul dan eksekusi rencana. Hahaha. Sebelum hanya berakhir menjadi wacana saja...ya nggak?
2 Comments
bagus ni buat referensi..
ReplyDelete[…] hanya dikenal sebagai pusatnya pempek lezat seantero negeri, Palembang juga memiliki banyak tempat wisata yang cantik. Kota yang jadi tuan rumah Asian Games 2018 bersama Jakarta ini pun sudah selangkah lebih maju […]
ReplyDeletePunya uneg-uneg? Jangan disimpan. Tulis di sini.